Perilaku Pengguna Media Sosial

PERILAKU PENGGUNA MEDIA SOSIAL


Hampir bisa dipastikan bahwa setiap orang yang memiliki telepon pintar, juga mempunyai akun media sosial, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan sebagainya. Kondisi ini seperti sebuah kelaziman yang mengubah bagaimana cara berkomunikasi pada era serba digital seperti sekarang. Jika dahulu, perkenalan dilakukan dengan cara konvensional, yakni (biasanya) diiringi dengan saling tukar kartu nama, sekarang setiap kita bertemu orang baru cenderung untuk bertukar alamat akun atau membuat pertemanan di media sosial. Evolusi yang terjadi di bidang teknologi maupun inovasi internet menyebabkan tidak hanya memunculkan media baru saja.



PERILAKU REMAJA DALAM PENYEBARAN HOAX DI WHATSAPP GRUP




Media  sosial  banyak  dipilih  karena  pengunggah  informasi  langsung  pada  inti  informasi. Persebaran  informasi  melalui  media  sosial  menjadikan  munculnya  Hoax  (informasi  yang sesungguhnya   tidak   benar).   Hoax   terciptkan   karena   para   pengguna   media   sosial   ingin mendapatkan   respon   dari   pengguna   media   sosial   lainya.   Pada   prinsinya   persebaran informasi  di  dunia  nyata  dan  media  sosial  sama,  informasi  terbaru,  aneh,  berbeda,  akan menimbulkan  ketertarikan.  Seperti  orang  berbohong  tentang  hal  baru,  akan  banyak  orang yang  berdatangan  karena  tertarik  untuk  mendengarkan  informasi  tersebut.  Dan  karena merasa  informasinya  sesuatu  hal  yang  baru  maka  informasi  itu  akan  berkembang  atau disampaikan  kepada orang  lain  dengan  cepat.

Dalam  infomuria  menyebutkan  penduduk  dunia  menyukai aplikasi-aplikasi   instan   atau   mobile messeger,   dan   indonesia   merupakan   negara   yang tercatat  paling  muda  dengan  rentan  usia  pengguna  se  asia  tenggara.  Hal  ini  terlihat  dari presentase  pengguna  mobile  internet  yang  berada  di  rentang  usia  di  bawah  18  tahun sebanyak  21%, pengguna  di  usia  18-24  tahun  sebanyak  32%,  di  rentang  usia  25-35  tahun sebanyak  33%, dan  terahir  sebanyak  14% pengguna  mobile  internet  di  Indonesia berada di rentang  usai  35  tahun.  Dari  data  ini  terlihat  pengguna  internet  dengan  umur  dibawah  usia 24  tahun  sebanyak  lebih  dari  50%,  hal  ini  menujukan  penggunaan  mobille  internet  banyak diakses  remaja dewasa kebawah disini termasuk anak-anak.

Selain pengguna  media sosial  pengguna  aplikasi-aplikasi  instan messeger juga harus berhati-hati  dengan  persebaran  Hoax,  di  aplikasi  instan messeger yang  ada  pada  teknologi komunikasi   pada    gegamannya.    Instan messeger memudahkan    penggunanya    dalam pengiriman pesan yang bersifat pribadi, mengantikan pengiriman pesan atau sering disebut SMS ((Short Message Service). Kemajuan teknologi yang dulunya berbayar sekarang menjadi gratis,  karena  dulu  dalam  mengirimkan  informasi  menggunakan  data  pulsa  sekarang  bisa menggunakan  data  kuota  yang  bisa  gratis  dengan  terhubung  wi-fi.

Dahulu  pengiriman informasi  dihitung  dengan  karakter  sehingga  orang  akan  berfikir  ulang  untuk  membagikan pesan  dengan  kalimat  yang  panjang.  Berbeda  dengan  sekarang  orang  dengan  mudahnya membagikan  informasi  melalui  instan messegertanpa  melihat  berapa  banyak  karakter dalam  pesan  yang  dibagikan. WhatsApp  banyak  digunakan  oleh  para  pengguna  internet,  hal  ini  bisa  dilihat  sejak tahun 2015 sebanyak 900.000.000 orang menggunakan aplikasi ini. Dalam aplikasi whatApp pengguna  bisa membagikan  informasi  berupa  pesan  teks,  foto,  panggilan  suara  serta panggilan video, keseluruhan aktifitas dalam aplikasi ini menggunakan data internet dimana bila  mengakses  internet  dengan  Wi-fi  bisa  tidak  berbayar.  Selain  pengiriman  pesan  secara personal melalui  aplikasi  WhatsApp,  para  pengguna  bisa  berkomunikasi  secara  kelompok dengan  menggunakan  fasilitas  Whatsapp  Grup.

Dari hasil survei beberapa orang yang berusia remaja didapatkan data yang terbebas dari hoax di WhatsAppGrup. mereka sering menerima   informasi   hoaxs   diwhatsaApp grup keluarga yang   mereka   ikuti. mereka tergabung  dalam  WhatsApp  Grup  keluaraga  besar  yang  terdiri  dari  keluarga  kakek  dan nenek  mereka. Dimana  dalam  grup  tersebut  ada  keluarga  selain  keluarga  inti  juga  ada keluarga  lain  seperti  keluarga  dari  pakde-bude,  paman-bibi,serta  sepupu. Dari berbagai pendapat  dan  hanya  satu  remaja  yang  tergabung  dalam  WhatsApp  Grup  tanpa  informasi bersifat  hoax,  menunjukan  informasi  hoax  dengan  mudahnya  tersebar  melalui  aplikasi instan messeger.


Tips Mencegah Penyebaran Hoax di WhatsApp

1.    Cari tanda yang menunjukkan itu kabar palsu

Periksa pesan, foto, audio dan video yang Anda terima. Semua bisa diedit untuk menyesatkan Anda. Foto atau video rekayasa biasanya sengaja disebar dengan resolusi gambar yang buruk, pecah-pecah atau dipotong-potong untuk menyembunyikan kepalsuan.

 

2.      Hati-hati dengan forward messages

Spam, hoax atau pishing biasa beredar di WhatsApp dengan perintah untuk disebar ke banyak orang. Hati-hati jika menerima forward messages dari orang lain yang isinya: mengaku dari WhatsApp, meminta pesan ini di-forward ke banyak orang, ada ancaman tertentu untuk Anda jika tidak mem-forward pesan, atau iming-iming hadiah jika memforward pesan. Jika menerima semacam ini, abaikan !


Jika yang mem-forward pesan ini adalah orang yang Anda kenal, segera kasih tahu kalau itu berpotensi bohong.

 

3.      Perhatikan segala bentuk keanehan dalam pesan.

Pesan hoax sebenarnya punya banyak kesalahan dan keanehan dalam pesan. Misalnya font yang berbeda bentuk antara judul dan isinya. Kesalahan eja juga bisa menjadi indikasi keanehan.

 

4.      Berita viral seringkali palsu.

Ingat, berita viral seringkali palsu. Viralnya karena heboh dan sensasional, serta aneka pesan untuk disebar kepada orang banyak. Ada dua modus berita viral yang palsu : Pertama ia berasal dari situs media abal-abal, atau menyerupai media padahal adalah blog yang itu bisa dicek di bagian paling bawah situs mereka. Cara kedua, yang disebar hanya screenshot halaman berita yang sudah diedit judul atau fotonya. Isi berita biasanya tidak ada, link berita asli pun tidak disertakan. Ini biasanya palsu. Kalau bentuknya video, ia kadang hanya stok gambar lama yang ditimpa audio baru (voice over).

 

5.      Selalu verifikasi pesan dengan sumber yang terpercaya

    Anda harus bandingkan broadcast message dengan berita yang ada di media mainstream yang terpercaya, seperti detikcom dan lain-lain. Jika tidak ada di media mainstream, bisa jadi itu kabar bohong. Kalau pesan itu menyebutkan, supaya Anda jangan percaya dengan media mainstream, justru itulah ciri-ciri broadcast hoax.


Ayo kita saling bahu-membahu mencegah penyebaran hoax di WhatsApp, dimulai dari diri sendiri.


Sumber Artikel :

http://jkom.upnjatim.ac.id/index.php/jkom/article/view/36/34

https://inet.detik.com/tips-dan-trik/d-4797075/tips-mencegah-penyebaran-hoax-di-whatsapp 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS STATISTIKA 5

Manfaat dan Peran Media Sosial dalam Branding dan Promosi Pada Sepatu Olahraga Brand Lokal

Sejarah Terbentuknya Manchester City Supporter Club Indonesia